Saturday, September 30, 2017

Bendera Setengah Tiang Mengenang Peristiwa G30S/PKI

Bendera Setengah Tiang

Hello good millennial, jumpa lagi di blogger joeshapictures tema hari ini adalah tentang "Bendera Setengah Tiang Mengenang Peristiwa G30S/PKI" penasaran, yuk kita baca !

Bendera setengah tiang adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kegiatan pengibaran bendera yang di kibarkan di tengah-tengah tiang. Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan, berkabung, atau kemalangan.

Tradisi mengibarkan bendera setengah tiang sudah dimulai pada abad ke-17. Tindakan ini dipercaya bisa membuat "bendera kematian yang tak terlihat". Misalnya di Indonesia, yaitu waktu tanggal 30 september yang mengenang peristiwa G30S/PKI.

Ketika akan mengibarkan bendera setengah tiang, bendera tersebut harus digerek hingga mendekati finial (puncak tiang) untuk beberapa saat, kemudian baru diturunkan menjadi setengah tiang, begitu juga ketika hendak diturunkan, bendera tersebut harus dinaikkan mendekati finial, dan kemudian baru diturunkan sepenuhnya.

Bendera Setengah Tiang Mengenang Peristiwa G30S/PKI
Ilustrasi Bendera Setengah Tiang Mengenang Peristiwa G30S/PKI

Peristiwa G30S/PKI

Peristiwa G30S/PKI atau biasa disebut dengan Gerakan 30 September merupakan salah satu peristiwa pemberontakan komunis yang terjadi pada bulan september sesudah beberapa tahun Indonesia merdeka. Peristiwa G 30 S PKI terjadi di malam hari tepatnya pada tanggal 30 September tahun 1965 sampai di awal 1 Oktober 1965. Dalam sebuah kudeta, setidaknya ada 7 perwira tinggi militer yang terbunuh dalam peristiwa tersebut.

Partai Komunis saat itu sedang dalam kondisi yang amat kuat karena mendapatkan sokongan dari Presiden Indonesia Pertama, Ir. H Soekarno. Tidak heran jika usaha yang dilakukan oleh segelintir masyarakat demi menjatuhkan Partai Komunis berakhir dengan kegagalan berkat bantuan Presiden kala itu.

Hingga sampai saat ini, peristiwa G30s/PKI tetap menjadi perdebatan antara benar atau tidaknya Partai Komunis Indonesia yang bertanggung jawab dalam peristiwa tersebut.

Sebelum peristiwa G30S PKI terjadi, Partai Komunis Indonesia sempat tercatat sebagai partai Komunis terbesar di dunia. Hal ini  didukung dengan adanya sejumlah partai komunis yang telah tersebar di Uni Soviet dan Tiongkok.

Semenjak dilakukannya audit  pada tahun 1965, setidaknya ada 3,5 juta pengguna aktif yang bernaung menjalankan program dalam partai ini. Itu pun belum termasuk dengan 3 juta jiwa yang menjadi kader dalam anggota pergerakan pemuda komunis.

Di sisi lain, PKI juga memiliki hak kontrol secara penuh terhadap pergerakan buruh, kurang lebih ada 3,5 juta orang telah ada di bawah pengaruhnya. Belum sampai disitu, masih ada 9 juta anggota lagi yang terdiri dari gerakan petani dan beberapa gerakan lain. Misal pergerakan wanita, pergerakan sarjana dan beberapa organisasi penulis yang apabila dijumlahkan bisa mencapai angka 20 juta anggota beserta para pendukungnya.

Masyarakat curiga dengan adanya pernyataan isu bahwa PKI adalah dalang dibalik terjadinya peristiwa G30s/PKI yang bermula dari kejadian di bulan Juli 1959, yang mana pada saat itu parlemen telah dibubarkan. Sementara Presiden Soekarno justru menetapkan bahwa konstitusi harus berada di bawah naungan dekrit presiden.

PKI berdiri dibelakang dukungan penuh dekrit presiden Soekarno. Sistem Demokrasi Terpimpin yang diusung oleh Soekarno telah disambut dengan antusias oleh PKI.   Karena dengan adanya sistem ini, diyakini PKI mampu menciptakan suatu persekutuan konsepsi yang Nasionalis, Agamis dan Komunis dengan singkatan NASAKOM.

Cerita Singkat Peristiwa G30S PKI

Peristiwa G30S PKI bermula pada tanggal 1 Oktober. Dimulai dengan kasus penculikan 7 jendral yang terdiri dari anggota staff tentara oleh sekelompok pasukan yang bergerak dari Lapangan Udara menuju Jakarta daerah selatan. Tiga dari tujuh jenderal tersebut diantaranya telah dibunuh di rumah mereka masing-masing, yakni Ahmad Yani, M.T. Haryono dan D.I. Panjaitan.

Sementara itu ketiga target lainya yaitu Soeprapto, S.Parman dan Sutoyo ditangkap secara hidup-hidup. Abdul Harris Nasution yang menjadi target utama kelompok pasukan tersebut berhasil kabur setelah berusaha melompati dinding batas kedubes Irak.

Meskipun begitu, Pierre Tendean beserta anak gadisnya, Ade Irma S. Nasution pun tewas setelah ditangkap dan ditembak pada 6 Oktober oleh regu sergap. Korban tewas semakin bertambah disaat regu penculik menembak serta membunuh seorang polisi penjaga rumah tetangga Nasution. Abert Naiborhu menjadi korban terakhir dalam kejadian ini. Tak sedikit mayat jenderal yang dibunuh lalu dibuang di Lubang Buaya.

Sekitar 2.000 pasukan TNI diterjunkan untuk menduduki sebuah tempat yang kini dikenal dengan nama Lapangan Merdeka, Monas.  Walaupun mereka belum berhasil mengamankan bagian timur dari area ini. Sebab saat itu merupakan daerah dari Markas KOSTRAD pimpinan Soeharto.

Jam 7 pagi, Radio Republik Indonesia (RRI) menyiarkan sebuah pesan yang berasal dari Untung Syamsuri, Komandan Cakrabiwa bahwa G30S/PKI telah berhasil diambil alih di beberapa lokasi stratergis Jakarta beserta anggota militer lainnya. Mereka bersikeras bahwa gerakan tersebut sebenarnya didukung oleh CIA yang bertujuan untuk melengserkan Soekarno dari posisinya.

Tinta kegagalan nyaris saja tertulis dalam sejarah peristiwa G30S/PKI. Hampir saja pak Harto dilewatkan begitu saja karena mereka masih menduga bahwa beliau bukanlah seorang tokoh politik.

Selang beberapa saat, salah seorang tetangga memberi tahu pada Soeharto tentang terjadinya aksi penembakan pada jam setengah 6 pagi beserta hilangnya sejumlah jenderal yang diduga sedang dicuilik. Mendengar berita tersebut, Soeharto pun segera bergerak ke Markas KOSTRAD dan menghubungi anggota angkatan laut dan polisi.

Soeharto juga berhasil membujuk dua batalion pasukan kudeta untuk segera menyerahkan diri. Dimulai dari pasukan Brawijaya yang masuk ke dalam area markas KOSTRAD. Kemudian disusul dengan pasukan Diponegoro yang kabur menuju Halim Perdana Kusuma.

Karena prosesnya yang berjalan kurang matang, akhirnya kudeta yang dilancarkan oleh PKI tersebut berhasil digagalkan oleh Soeharto. Sehingga kondisi ini menyebabkan para tentara yang berada di Lapangan Merdeka mengalami kehausan akan impresi dalam melindungi Presiden yang sedang berada di Istana.

Berikut Film Penghianatan G30S/PKI Full Movie :


Berakhirnya Peristiwa G30S PKI

G30S PKI bisa berakhir pada jam 7 malam, pasukan pimpinan Soeharto berhasil mengambil alih atas semua fasilitas yang sebelumnya pernah dikuasai oleh G30S PKI. Jam 9 malam Soeharto bersama dengan Nasution mengumumkan bahwa sekarang ia tengah mengambil alih tentara yang pernah dikuasai oleh PKI dan akan tetap berusaha untuk menghancurkan pasukan kontra-revolusioner demi melindungi posisi Soekarno.

Soeharto melayangkan kembali sebuah ultimatum yang kali ini ditujukan khusus kepada pasukan di Halim. Tak berapa lama kemudian, Soekarno meninggalkan Halim Perdana Kusuma untuk segera menuju istana Presiden lain yang ada di Bogor. Ketujuh jasad orang yang terbunuh dan terbuang di Lubang Buaya pada tanggal 3 Oktober berhasil ditemukan dan dikuburkan secara layak pada tanggal 5 Oktober.

Baca juga:

Terima kasih sudah membaca semoga apa yang kita baca hari ini bisa bermanfaat bagi kita semua, sebelum meninggalkan blogger joeshapictures sebaiknya di share dulu, apa yang kita dapat hari ini ada baiknya jika kita membagikan pengetahuan kepada orang lain. Sampai jumpa di artikel selanjutnya . . .

1 komentar:

Unknown said...

thank atas infonya, kunjungi balik website kami http://bit.ly/2QBS8Ez