Saturday, July 22, 2017

Internet of Things | Akademi Komunitas (POLTEK) Negeri Bojonegoro

Internet of Things | Akademi Komunitas (POLTEK) Negeri Bojonegoro
Internet of Things

Pengertian Internet of Things


Hello good millennial, jumpa lagi di blogger joeshapictures tema hari ini adalah tentang "Internet of Things | Akademi Komunitas (POLTEK) Negeri Bojonegoro" penasaran, yuk kita baca !

Internet of Things (IoT) adalah suatu konsep dimana konektifitas internet dapat bertukar informasi satu sama lainnya dengan benda-benda yang ada disekelilingnya. Banyak yang memprediksi bahwa Internet of Things (IoT) merupakan “the next big thing” di dunia teknologi informasi. Hal ini dikarenakan banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan dengan teknologi Internet of Things (IoT) tersebut. Bagi Anda yang belum mengerti lebih jauh, Teknologi Internet of Things (IoT) diibaratkan dimana alat-alat fisik bisa terkoneksi dengan internet. Misalnya, Kulkas, TV, Mesin Cuci dan lainnya dapat di kontrol menggunakan smartphone untuk mematikan, menghidupkan dan kegiatan lainnya.

Bisa Anda bayangkan, dengan Internet of Things (IoT) akan lebih mempermudah kegiatan manusia dalam melakukan berbagai aktifitas sehari-hari. Semua kegiatan dapat dilakukan dengan sangat praktis dan disatu sisi adanya sistem kontrol karena perangkat yang terhubung menyebabkan kehidupan akan lebih efektif dan efisien.

Topik Internet of Things (IoT) menjadi perdebatan yang sangat menarik saat ini, tentunya peran IDcloudHost sebagai salah satu penyedia infrastruktur Cloud tidak lepas sebagai pendukung untuk perkembangan Internet of Things (IoT) lebih baik. 

Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan' IoT, merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif.

Pada dasarnya, Internet of Things mengacu pada benda yang dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis Internet. Istilah Internet of Things awalnya disarankan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center di MIT.Dan kini IoT menjadi salah satu tugas bagi seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi.

Dalam industri, peralatan-peralatan dapat dirancang untuk memberikan informasi mengenai kondisinya. Misalnya ada peralatan yang membutuhkan bahan bakar, dan peralatan tersebut memancarkan informasi status bahakn bakarnya secara periodik ke suatu peralatan lain melalui jaringan internet. Dengan adanya sistem ini, maka kita dengan mudah memantau peralatan-peralatan yang digunakan dalam kantor kita. Memudahkan pemantauan akan mengindarkan kita dari situasi suatu mesin tidak berfungsi karena terlambat melakukan pemeliharaan.

Terkait dalam aplikasi pada industri di atas, akan banyak dikembangkan sensor-sensor untuk mengkuantisasi dari status peralatan-peralatan tersebut. Dalam aplikasi dalam rumah tangga, saat kita belok ke halaman depan rumah kita, garasi langsung membuka. Pada saat garasi membuka, lampu ruangan dan AC akan langsung menyala. Saat ini sudah ada konsorsium yang merumuskan standarisasi komunikasi antar peralatan ini. Dengan adanya standarisasi ini, maka akan banyak peralatan yang terhubung antara satu dengan yang lain.

Sejarah Internet of Things:

Pada bulan September 1991 Mark Weiser dengan Xerox PARC menerbitkan artikel yang menjelaskan tentang masa depan dimana elemen-elemen hardware dan software dihubungkan dengan kabel, gelombang radio dan infrared akan menjadi hal yang terdapat dimana-mana dan tidak ada satu orang pun yang menyadari keberadaannya.

Pada bulan January 1992 Trojan Room Coffe Pot dijelaskan dengan detail pada artikel Comm Week. Quentin Stafford-Fraser dan Paul Jardetzky pada Universitas Cambridge menggunakan kamera di laboratorium Trojan Room dan menulis program server untuk menangkap gambar dari pot setiap detiknya untuk memonitor tinggi kopi sehingga peneliti dapat mengetahui kapan kopi sudah dapat dihidangkan.

Pada tahun 1993 Peneliti pada Universitas Columbia mengembangkan Knowledge-based Augmented Reality for Maintenance Assistance (KARMA), yang melapisi skematik wireframe dan instruksi perbaikan diatas peralatan yang akan di perbaiki

Pada Bulan September 1994 B.N. Schilit dan M.M. Theimer menggunakan istilah “context-aware” untuk pertama kalinya dalam artikel bertema Network.

Pada tahun 1995 Siemens menyiapkan departemen untuk mengembangkan dan meluncurkan modul data GSM yang dinamakan M1 untuk aplikasi industri machine-to-machine (M2M).

Pada bulan Januari tahun 1999 Bill Joy, pendiri Sun Microsystems, menjelaskan komunikasi device-device sebagai salah satu web yang dia impikan pada presentasinya dalam forum ekonomi dunia. Pada tahun ini juga disebutkan istilah Internet of Things untuk pertama kalinya Kevin Ashton ketika bekerja di P&G.

Cara Kerja Internet of Things:

Dengan memanfaatkan sebuah argumentasi pemrograman yang dimana tiap-tiap perintah argumennya itu menghasilkan sebuah interaksi antara sesama mesin yang terhubung secara otomatis tanpa campur tangan manusia dan dalam jarak berapa pun.Internetlah yang menjadi penghubung di antara kedua interaksi mesin tersebut, sementara manusia hanya bertugas sebagai pengatur dan pengawas bekerjanya alat tersebut secara langsung.

Tantangan terbesar dalam mengkonfigurasi Internet of Things ialah menyusun jaringan komunikasinya sendiri, yang dimana jaringan tersebut sangatlah kompleks, dan memerlukan sistem keamanan yang ketat. Selain itu biaya yang mahal sering menjadi penyebab kegagalan yang berujung pada gagalnya produksi.

Manfaat Internet of Things:

Setiap hari kita dapat melakukan semua kegiatan dengan berinteraksi dengan banyak hal yang teak terhiung jumlahnya, mulai dari tidur, makan, bekerja, bermain, menggunakan jam tangan, mengendarai mobil, menyalahkan kompor dan perlengkapan lainnya. Bagaimana jika benda-benda ini ternyata memiliki banyak manfaat dan kecerdasan yang lebih yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan sehari-hari kita.

Internet of Things membawa kita merasakan benda-benda tersebut dapat meningkatkan kemampuannya dengan menanamkan sensor dan kemampuan nirkabel, mingirimkan sinyal satu sama lain engan data telpon yang digunakan. Banyak perangkat tersebut yang sudah dikenalkan dan bahkan sudah mulai dijual dipasaran, dengan perkiraan harga mencapai nilai sebesar US $ 11 miliar pada 2025 menurut McKinsey. Perkiraan harga ini sebenarnya mengecilkan potensi penuh tentang IOT, karena tidak seperti pasar lain terkait dengan barang-barang tertentu.

IoT membantu anda untuk tepat dalam memulai aktivitas. Sebagian besar dari kita bangun dengan bantuan alarm, Iot menggabungkan Jam alarm pintar, sebagai salah satu contoh pemanfaatan IoT, jam alarm pintar ini akan mentrek rutin Anda untuk meningkatkan bagaimana Anda tidur dan bagaimana Anda bangun. Dengan alarm seperti ini, bangun pagi anda menjadi pengalaman yang menyenangkan setelah tidur malam lebih nyenyak.

Pada Saat Bekerja IoT membantu anda menyelesaikan pekerjaan anda. Banyak tempat kerja sudah ultra-connected, dengan karyawan yang beroperasi terutama melalui layar, berkomunikasi dengan pesan layanan seperti email dan sistem operasi berbasis cloud. IOT di tempat kerja bisa sesederhana menerapkan smart thermostats seperti Nest untuk mengontrol suhu, atau sistem smart lighting yang kompleks untuk melacak pola karyawan dalam menginformasikan ruang dan penggunaan energi.

Untuk pekerja individu, sensor akan membantu dalam melakukan pelacak lokasi, gerakan dan to-dos dapat mengatur data individu dan mengoptimalkan waktu. Misalnya, perangkat dapat merasakan bahwa Anda terlambat untuk pertemuan dan menjadwal ulang pertemuan tersebut. System ini berarti lebih kearah manajemen perangkat untuk membantu anda memanage dan menciptakan efisiensi waktu dan efektifitas pekerjaan yang lebih sepanjang hari.

Internet of Things akan meningkatkan dan merampingkan rutinitas sehari-hari dan kehidupan. IOT tidak memerlukan beberapa perawatan dan perhatian terhadap masalah keamanan seperti perangkat berbasis internet lainnya. Tingkat dimana setiap individu ingin mengintegrasikan perangkat baru, sensor dan teknologi ke dalam kehidupan mereka adalah keputusan pribadi.

Teknologi Pengimplementasian Internet of Things:

Internet of Things mengacu pada pengidentifikasian suatu objek yang direpresentasikan secara virtual di dunia maya Mari kita bayangkan ketika semua benda, bahkan manusia, hewan dan tumbuhan dilengkapi dengan alat pengidentifikasian, maka mereka bisa dikelola secara efisien dengan bantuan komputer. Dan pengidentifikasian tersebut dapat dilakukan dengan beberapa teknologi seperti kode batang (Barcode), Kode QR (QR Code) dan Identifikasi Frekuensi Radio (RFID)

Kode Batang

Internet of Things | Akademi Komunitas (POLTEK) Negeri Bojonegoro
Kode Batang atau barcode
Lebih dikenal dengan bahasa inggrisnya barcode adalah suatu kumpulan data optik yang dapat dibaca oleh alat scannernya. Kode batang pada awalnya digunakan untuk otomatisasi pemeriksaan barang di swalayan dan hingga saat ini kode batang (tipe UPC (Universal Price Codes)) kebanyakan masih digunakan untuk hal tersebut, Hal ini dikarenakan banyaknya keuntungan yang dapat diambil dari penggunaan kode batang

Kode QR

Quick Response Code
Lebih dikenal dengan sebutan QR Code (Quick Response Code) adalah suatu kode batang dua dimensi yang dikembangkan oleh Denso Wave, salah satu divisi pada Denso Corporation yang merupakan perusahaan jepang. Sesuai namanya Kode QR (Quick Response) diciptakan untuk menyampaikan informasi dengan cepat dan mendapatkan respons yang cepat pula. Berbeda dengan kode batang, yang hanya menyimpan informasi secara horizontal, kode QR mampu menyimpan informasi secara horizontal dan vertikal, oleh karena itu secara otomatis Kode QR dapat menampung informasi yang lebih banyak daripada kode batang.

Contoh Internet of Things:

1. Memonitor Bayi dengan Kimono Cerdas

Internet of Things | Akademi Komunitas (POLTEK) Negeri Bojonegoro
Memonitor Kimono Bayi
Sekilas, kimono bernama Mimo ini tampak seperti baju bayi pada umumnya. Hanya saja, hiasan berbentuk kura-kura yang terdapat padanya mampu mengirim data ke receiver berwujud bunga teratai, yang kemudian mengirimkan informasi ke aplikasi iOS atau Android via koneksi Internet. Kimono ini mampu memonitor napas, posisi tubuh, aktivitas tidur, dan temperatur kulit bayi yang dapat Anda lacak secara real-time via aplikasi khusus pada ponsel. Satu lagi, karena terdapat mikrofon pada aksesori kura-kura tadi, Anda juga dapat mendengar suara di sekitar bayi.

2. Sepeda Pintar yang Mampu Merekomendasikan Rute

Internet of Things | Akademi Komunitas (POLTEK) Negeri Bojonegoro
Sepeda Pintar
Sepeda adalah salah satu peralatan olah raga yang tepat disandingkan dengan IoT. Vanhakws, perusahaan rintisan asal Toronto, Kanada, melihat ini sebagai peluang besar. Mereka merancang connected bicyclebuat pengendara urban. Proyek Kickstarter ini memikat begitu banyak netizen hingga mendulang crowdfunding senilai US$ 820 ribu atau sekitar Rp 11,3 miliar. Sepeda bernama Valour ini dilengkapi general positioning system atau GPS dan beragam sensor serta koneksi Wi-Fi dan Bluetooth untuk memudahkan berkomunikasi dengan ponsel atau jam pintar. Valour dapat mendeteksi kendaraan yang ada di blindspot pengendara untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan.

Selain itu, setiap digunakan, sepeda ini akan merekam data perjalanan. Misalnya, apakah ada lubang pada rute yang dilewati. Pada sesi bersepeda berikutnya, Valour, sepeda premium yang dijual dengan harga mulai dari US$ 1.249 (sekitar Rp17,2 juta) dapat merekomendasikan rute yang lebih nyaman untuk dilewati.

3. Menyiram Tanaman Secara Otomatis

Internet of Things | Akademi Komunitas (POLTEK) Negeri Bojonegoro
Menyiram Tanaman Secara Otomatis
Alat penyiram tanaman otomatis sudah tersedia sejak lama. Berbeda dengan yang sudah ada, sistem bernama OpenSprinkler ini lebih pintar karena tidak hanya mampu menyiram tanaman sesuai jadwal. Ini juga berdasarkan kondisi kelembapan tanah. Akibatnya, penggunaan air jadi lebih efisien. OpenSprinkler, yang dikembangkan oleh mantan editor Wired, Chris Anderson, dan Rui Wang ini, terhubung ke internet via Ethernet atau Wi-Fi.

Jika Anda suka ngoprek dan mencari sistem penyiraman tanaman pintar buat di rumah, OpenSprinkler tersedia dalam paket DIY (Do It Yourself). Atau jika tidak mau repot, terdapat juga alat siap pakai yang dibangun dengandevelopment board Arduino dan Raspberry Pi.

4. Colokan Listrik Pintar

Internet of Things | Akademi Komunitas (POLTEK) Negeri Bojonegoro
Colokan Listrik Pintar
Colokan pintar, atau smart plugs dengan koneksi Wi-Fi ini menjadi perantara antara colokan biasa di rumah Anda dengan peralatan rumah tangga seperti oven atau lampu. Alat ini bisa digunakan utuk menyalakan atau mematikan sambungan listrik lewat aplikasi ponsel dari mana saja, asalkan dalam jangkauan Internet. Beberapa colokan pintar bahkan mampu memonitor berapa daya yang digunakan. Anda pun dapat menghemat energi, yang ujung-ujungnya menekan biaya. Walaupun pada awalnya Anda harus boros, karena investasi untuk membeli colokan pintar ini tidak murah. Sekadar informasi, alat ini dijual dengan kisaran harga 50 dolar AS (Belkin WeMo Switch) hingga 160 dolar AS (Plugwise Home Start). Jika tertarik membuat colokan pintar sendiri, Anda bisa melihat proyek DIY ini.

5. Sistem Peringatan Bencana

Internet of Things | Akademi Komunitas (POLTEK) Negeri Bojonegoro
Sistem Peringatan Bencana
Suka merasa was-was saat meninggalkan rumah? Mungkin sudah saatnya Anda memasang alat seperti Ninja Sphere. Alat ini merupakan hub yang dapat tersambung dengan bermacam sensor dan alat pintar buatan brand lain, seperti sensor suhu, sensor gerakan, lampu pintar, colokan pintar, dan banyak lagi. Ninja Sphere, yang terhubung ke Internet lewat Wi-Fi ini, mampu menarik data dari sensor yang berada dalam jaringan rumah. Contohnya, suhu luar dan dalam ruangan. Ketika ada lonjakan suhu secara mendadak, Anda akan mendapat notifikasi via aplikasi ponsel. Anda pun dapat menghubungi tetangga atau pihak yang berkepentingan untuk melakukan pengecekan sebelum terlambat. Alat ini dijual dengan harga US$ 250 dolar AS atau sekitar Rp 3,5 juta.

Anda dapat membangun sendiri sistem peringatan dini di rumah secara DIY dengan memanfaatkan CISECO, Libelium Waspmote, RasWIK, atau PiCrust. Selain bisa menekan biaya, Anda dapat memasang sensor-sensor pada posisi yang benar-benar membutuhkan pengawasan.

Terima kasih sudah membaca semoga apa yang kita baca hari ini bisa bermanfaat bagi kita semua, sebelum meninggalkan blogger joeshapictures sebaiknya di share dulu, apa yang kita dapat hari ini ada baiknya jika kita membagikan pengetahuan kepada orang lain. Sampai jumpa di artikel selanjutnya . . .

0 komentar: